Jumat, 04 Juli 2014

Pilpres 2014. Siapakah Presiden Harapan Rakyat?




Sebentar lagi masa jabatan presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berakhir, tentunya jabatan tersebut akan menjadi rebutan para politisi demi menjadi RI satu. Sejak dari bulan April tahun lalu partai politik sudah disibukkan dengan berbagai persiapan guna menjelang pesta demokrasi di tahun kuda kayu ini, mereka beramai-ramai melakukan seleksi untuk mencari calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) yang akan maju mewakili partainya dalam pilpres yang diselengarakan pada bulan Juli mendatang.

Jika kita berkaca pada pemilihan presiden 5 tahun silam, bursa pilpres 2009 hanya menjaring 3 pasangan capres-cawapres, melihat hal tersebut pastinya persaingan di kanca elite politik akan semakin ketat, mereka berebut untuk menjadi yang terbaik agar dapat lolos verifikasi dan menjadi kandidat di pilpres 2014. Berbagai strategi dan cara digelar untuk meraih kemenangan. Jadwal kampanye pun disusun untuk meyakinkan rakyat atas dirinya masing-masing.

Sebagai masyarakat awam tidak banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemilihan nanti, mereka hanya dapat berdoa dan berharap agar pemimpin mendatang lebih baik dari yang sebelumnya. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Namun, apa salahnya jika kita sebagai pemegang demokrasi tertinggi mendambakan seorang pimpinan yang mampu membawa perubahan. Seakan masyarakat sudah kenyang dengan janji-janji palsu yang tak kunjung di tepati kini mereka hanya menunggu bukti nyata dari para calon.

Kebutuhan riil itu tidak lain dari bagaimana upaya seorang pemimpin dan seluruh lapisan masyarakat dapat mengatasi persoalan-persoalan sosial yang nantinya akan dihadapi. Kalau para politisi berani membuat kontrak sosial dengan para konstituennya dan punya komitmen kuat untuk merealisasikan apa yang telah menjadi janjinya, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat bisa tergiur dan mendukungnya.

Dari awal tahun 2014 ini saja sudah banyak bencana yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, tentunya pemimpin harapan bangsa adalah pemimpin yang sanggup memberikan rasa aman dan bisa menangani permasalahan tersebut.

Maka seperti inilah presiden harapan rakyat di masa mendatang.
Seorang presiden harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi baik terhadap negara maupun terhadap masyarakatnya. Jiwa leadership (kepemimpinan red) harus tertanam pada jiwa mereka para calon petinggi negara. Bukan hanya itu, profesionalisme kerja juga wajib mereka miliki dimana kepentingan rakyat diatas segala-galanya, artinya seorang presiden harus rela mengorbankan waktu dan pikiranya untuk memikirkan kesejahteraan rakyat. Namun, semua itu akan kembali pada diri masing-masing karena tidak semua orang memiliki pola pikir yang sama, biarlah mereka yang menentukan sesuai pendapat dan hati nuraninya.

Selain bertanggung jawab dan profesional, kesiapan mental juga menjadi faktor utama seorang kandidat untuk menjadi presiden di negara besar seperti Indonesia dengan penduduk yang mencapai kurang lebih 200 juta jiwa ini. Segudang tantangan di bidang ekonomi, politik, pendidikan dan sosial kemasyarakatan seakan menanti mereka guna menemukan solusi yang terbaik. Masalah yang menyangkut kerugian negara juga tak ketinggalan menunggu keseriusan para capres mendatang dalam menangani pemberantasan korupsi. Kita membutuhkan pemimpin yang efektif yang dapat menggunakan dan menggabungkan berbagai gaya leadership yang berbeda.

Selain ulasan di atas tentunya masih ada banyak harapan-harapan yang masyarakat gantungkan di pundak calon petinggi negara ini. Sebelum memilih kenali dulu calonnya.

Pertama, seorang pemimpin yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, dan persuasif. Para capres juga harus memiliki bekal kecakapan dan ketangkasan untuk menghadapi berbagai rintangan dalam memimpin roda pemerintahan nantinya. Persaingan yang ketat dan cepat di masa ini harus memaksa seorang pemimpin mampu berfungsi sebagai katalis dalam problem solving, toleran terhadap resiko, berfikir dalam gambaran keseluruhan dengan keahlian teknis yang menonjol, dan fokus dalam mengembangkan hal-hal yang tidak terukur.

Kedua, seorang calon yang siap  menjadi pimpinan biasanya memiliki pengetahuan yang luas dan memiliki banyak pengalaman atau seringkali disebut “knowledge worker”. Mereka juga harus dapat menerapkan secara bersamaam antara pengetahuan yang berasal dari teknologi dan dapat mengkombinasikannya dengan pengetahuan yang berbeda-beda, seperti bisnis, sehingga kedua elemen tersebut dapat saling berkesinambungan dan menghasilkan jalan keluar yang tepat.

Ketiga, seorang pemimpin masa depan juga harus mengerti harapan dan kebutuhan masyarakat di negara ini. Untuk mengetahui kemauan tersebut tentunya sang kandidat harus rela melakukan blusukan (kunjungan ke daerah-daerah red) demi mendengarkan secara langsung aspirasi masyarakat agar calon presiden dapat melihat dan merespon keinginan mereka dengan cepat.

Yang terakhir ini penting sebagai pertimbangan bagi masyarakat sebelum menuju puncak pesta demokrasi nanti, Kenali dan fahami betul-betul siapa yang akan dipilih, jangan ikut-ikutan, jangan melihat dari partai mana ia diusung, kuatnya mesin politik, dan berapa besar uang yang di bagikan oleh oknum-oknum simpatisannya, dan yang paling penting adalah jangan menjadi golongan putih (golput), karena dengan semakin banyaknya orang golput pemimpin mendatang justru bukan pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat akan tetapi pemimpin yang dihasilkan nanti akhirnya tidak berkualitas, partisipasi masyarakat sangat menentukan nasib Indonesia mendatang maka jadilah pemilih yang cerdas. Utamakan sikap dan kepribadiannya, jika berkesempatan untuk bertemu secara langsung dengan sang calon presiden ajukan pertanyaan yang menjadi keluhan di lingkungan masyarakat sekitar anda, atau paling tidak ikuti perkembangan mereka lewat media elektronik maupun media cetak, sehingga kita dapat menimbang-nimbang mana kandidat yang sesuai dengan kriteria. Di era modern seperti ini pemimpin yang memiliki sikap jujur, serius, dan peduli terhadap rakyat khususnya kalangan bawah sangat di butuhkan demi kemajuan bangsa, dan bukan pemimpin yang hanya mementingkan kekuasaan atau lebih mengutamakan kesejahteraan partainya.

Itulah sedikit gambaran sebelum menentukan siapa pemimpin yang akan dipilih, tentunya ulasan tersebut bukan patokan utama semua kembali pada individu masing-masing, setiap orang pasti memiliki harapan yang berbeda-beda. Sebagai rakyat pemegang hak tertinggi dalam dunia demokrasi kita harus pandai menentukan pemimpin di negara sendiri. Apakah Indonesia akan lebih baik dalam 5 tahun mendatang ataukah semakin terpuruk dengan sederet permasalahannya, kita tunggu saja pada 9 Juli 2014. Siapakah presiden yang sesuai dengan harapan rakyat?

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda